Pendakian Gunung Raung - 1

Menutup tahun 2009 kemarin, saya dengan kawan saya Gopex Nyoss kembali lagi berjalan menyusuri kesunyian hutan, dinginnya malam, menyusuri lembah-lembah, bertahan dalam dinginnya udara, kencangnya angin serta rapatnya kabut. Kebersamaan kami kembali teruji di lapangan. :)

Proyek akhir tahun kami sebenarnya adalah pendakian ke gunung Semeru. Yap, gunung Semeru alias Mahameru. Saat mendengar pendakian ke Mahameru kembali dibuka, spontan dia mengajak untuk mendaki ke Mahameru. Sayapun menganggukkan kepala tanda setuju. Selama beberapa minggu, kami seperti memiliki semangat yang tinggi dan menggebu untuk segera mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

Sampai akhirnya ketika mendadak kami mendapat informasi kalau pendakian ke Mahameru kembali ditutup, karena adanya korban jiwa dalam acara Napak Tilas Soe Hok Gie. Mendadak pula kami serasa mendapak pukulan telak ke ulu hati.. hukh... akh...hmm... cuma itu yang sempet keluar dari mulut juga benak saya dan (mungkin) juga teman saya Gopex Nyoss.

Hal itu pula yang membuat kami berdua sempat bingung kembali menyusun acara di akhir tahun itu. Masa sih, harus dibatalkan? Ngga banget deh. Akhirnya kami hunting berbagai alternatif gunung untuk didaki. Dari Arjuno Welirang, Argopura bahkan Lawu dan Slamet. Tapi ternyata kami katakan, untuk saat ini tidak lah ya... Semaleman kami berpikir keras, mau dibawa kemana kaki kami melangkah. Benar saja, pagi-pagi handphone ku bernyanyi, menandakan adanya pesan singkat. Sempat penasaran dibuatnya, siapakah si pengirim pesan itu? Sampai saya tahu ternyata itu dari Gopex Nyoss yang mengajak untuk menyeberang ke Pulau Bali untuk mendaki Gunung Agung (mt Agung).

Waktu itu, aku ga langsung ngasih jawaban, melainkan mencari informasi tentang pendakian ke Agung dari temen perjuanganku dulu yang kebetulan tinggal di Bali. Mas Priest. Dari dia saya mendapat jawaban yang mengatakan bahwa untuk bisa mendaki ke Agung, jadwal kita tidak boleh bersamaan dengan kegiatan adat maupun upacara keagamaan.Pada hari raya Kuningan atau Galungan misalnya, pendakian baru dapat dilakukan setelah 14 hari kemudian. Upacara keagaaman lainnya yang biasa dilakukan penduduk setempat di pura (Pure Agung Besakih),biasanya berkaitan dengan ditutupnya aktifitas pendakian upacara Eka Dsa Rudra (100 tahun sekali,pada bulan Maret), upacara Panca Wali Krama (10 tahun sekali, pada bulan Maret), upacara Bhetara Turun Kabeh (1 tahun sekali, pada bulan April) dan sebagainya.

Setelah memperoleh informasi yang dipandang cukup segera kuhubungi dia (Gopex Nyoss) tentang masukan dari Mas Priest, hingga akhirnya perjalanan ke Bali dibatalkan, karena suatu alasan. Setelah beberapa lama ngelamun kita dapat inspirasi untuk mendaki Rinjani yang lagi-lagi di cancell karena lamanya waktu perjalanan pulang pergi. Apalagi di akhir tahun yang bertepatan dengan libur sekolah dan natal serta tahun baru 2010.

Setelah termenung akhirnya keluarlah nama Gunung Raung. Gunung Raung, kesanalah kaki kami melangkahkan  di ujung 2009.
Pendakian Gunung Raung - 1 
Pendakian Gunung Raung - 2 






Selayang Pandang Gunung Raung

Selayang Pandang Gunung Raung

Posting Komentar

0 Komentar