Coretan Dari Pendakian Gunung Gede

Yes Outdoor : Jika kita pernah mendaki gunung Gede tentu akan memiliki cerita yang bisa dikenang maupun di bagikan ke orang lain. Sebenarnya sih bukan cuma gunung Gede, tapi setiap kisah pendakian kita dimanapun itu bisa dijadikan sebagai penambah wawasan maupun informasi.

Kebetulan den Baguse Hari Satria cukup lama juga mengirimkan sebuah artikel usang mendaki gunung Gede nih bro.. sist.. Cuma baru kali ini bisa kita publish di Yes Outdoor karena adanya berbagai kesibukan adminnya :)

Langsung aja kita simak..

Kembali saya Den Baguse Hari Satria ingin berbagi salah satu kisah pendakian yang masih saya kenang karena penuh intrik menarik. Sepertinya udah duluan dicolek ya ceritanya oleh kang Jo di sini?

Oke deh cekidot perjalanannya, siapkan kopi dan cemilan

Sore itu hujan mengguyur Kebumen, kami sepakat untuk memulai pendakian ini  dengan menentukang meeting point di rumah saya yang lokasinya sangat strategis untuk berangkat ke stasiun.
Pangrango dibelakang
Kami, Saya, kang Maman, Kukuh dan Wahyu yang semua merupakan alumni Gaspalas berangkat bersama dari rumah saya menuju stasiun Kebumen.

Sebelumnya kami mengurus simaksi. Maklumlah, untuk mendaki ke gunung Gede - Pangrango memang kita harus booking dan mengurus simaksi sebelum hari H kita mendaki. Untungnya bisa melalui jalur online.

Ini adalah prosedur baru yang baru pertama kali kami lakukan untuk naik gunung. Sempet kaget juga waktu itu, maklumlah.. kan kita masih buta soal itu.

Akhirnya kami sepakat agar urusan simaksi dan booking online untuk pendakian diserahkan kepada kakak saya yang kebetulan tinggal di Jakarta dan akan ikut juga dalam pendakian.

Perjalanan
Dari rumah saya secara bergantian keempat manusia yang ikut dari Kebumen dilangsir satu persatu menggunakan satu motor wkk.. beberapa kali balikan deh sampai semua lengkap.

Pendakian gunung Gede
Foto buram pendakian gara" gagal fokyus

Dengan menggunakan kereta Progo seharga 29 ribu per tiket, kami menuju Jakarta dan berdiri pula hampir sepanjang jalan wkkk.. Maklumlah waktu itu management KAI masih acak adul kaya s i Tian wkkk..

Perjalanan malam dan panjang menuju Jakarta kami habiskan dengan ngobrol dan tidur, lebih banyak tidurnya sih.. meskipun itu dipaksain

Wus wuus wuus sampe Jakarta pagi hari sekitar pukul 3. Saya turun di Jatinegara untuk singgah di tempat tinggal kakak saya. Sementra itu kang Maman cs trus melaju sampai Manggarai atau pasar Senen ya? Oh Pasar Senen.

Dari sana mereka melanjutkan perjalanan ke Bogor menggunakan KRL untuk selanjutnya istirahat sejenak di rumah kang Andre, seorang alumni Gaspala juga tuh.

Mentalitas jam karet si Trio Lemot
Entah bagaimana kisah mereka menuju Bogor, yang jelas saya meluncur ke Sukapura, tempat dimana Kakak saya tinggal bersama teman-teman kerjanya.

Ba.. bi.. bu.. a.. i.. u.. kami ketemu ngobrol ini itu akhirnya ketika menjalang siang kami belanja logistik dan melakukan packing bawaan kami.

Setelah maghrib, kami berangkat menuju terminal kampuing rambutan. dan melanjutkan perjalanan ke Cibodas. Tapi tidak semudah dan seindah yang dibayangkan, kami baru mendapat bus sekitar jam 9 malem lebih sekian menitlah.

Dari sana perjalanan dimulai menuju Cibodas, hingga menjelang jam 1 pagi kami baru sampai di Cibodas. Sementara kang Maman yang gelisah, Kukuh dan Wahyu sepertinya masih tertidur ngorok di rumah kang Andre.

Sesampainya di Cibodas kami langsung menuju ke warung makan yang buka 24 jam untuk memesan bandrek dan juga makan. Maklumlah, kami merasakan hawa dingin dan perut keroncongan pula bro.. sist..
Cuaca cerah tapi ngelamun. Gagal Fokus nih kang Maman
Oiya warung disana tuh rata-rata unik, karena memiliki 2 lantai, seperti restoran mahal wkkk. Disana juga dijadikan tempat singgah para pendaki maupun motor raider. Yang pasti dari lantai 2 warung kita bisa melihat gunung Gede - Pangrango jika cuaca cerah.

Paginya, Jumat sekitar jam 8 jam kantor TNGP mulai buka. Saya inget betul karena sempat jumatan di masjid Balai Taman Nasional Gede Pangrango.

Tapi mereka yang ada di Bogor belum juga menampakkan batang hidungnya. Bau badannya juga belum kecium tuh. Sepertinya mereka menggunakan azas jam karet.

Segera saya menghubungi mereka untuk segera menuju Cibodas, karena simaksi udah keluar tuh tuh.
Awas kesambet. Dilarang ngelamun di hutan kang Maman!
Bener saja, kang Maman sempat kaget dan hampir shock berat mendengar kabar dari saya pagi itu. Mereka belum mandi apalagi sarapan. Untungnya posisi mereka di Bogor, coba kalau masih di kreta dan kebawa balik lagi ke Kebumen... wkkk.. ancur minah!

Dengan disabar-sabarin kami menunggu Trio Lemot ini hingga jam 10 lebih sekian mereka muncul juga di Cibodas. Selanjutnya mereka saling bertutur sapa dan kenalan dulu. Selanjutnya cek list alat dan bekal, langsung deh mulai naik.. dan gak lupa berdoa dulu dong biar gak nyasar seperti di Slamet wkk..

Tapi kami gak langsung naik tuh, setelah melalui diskusi hangat diputuskan untuk menunda pendakian setelah shalat Jumat di masjid TNGP . Jadi stlh jumatan alias jam 1 baru start naik nih...
Alhamdulillah, muncak juga nih bro.. sist..
Sempat foto-foto di tembok selamat datang,tapi sialnya kamera kurang berfungsi normal, hasilnya blur semua wkkk.. a sudahlah, lanjut naik juga karena cuma bawa 1 kamera.

Ditengarai waktu itu kami belum menguasai kamera, sehingga hasilnya buram wkkk.. dasar, gara-gara Trio Lemot nih kamera jadi burem wkkk..

Melewati tanjakan setapak berbatu, jembatan dari kayu dan pertigaan Cibeureum, selanjutnya terus naik.. Di perjalanan kami sempat ngobrol juga sama bule-bule yang juga sedang naik. Kukuh sama Wahyu sih yg ngobrol was.. wess.. woss.. wkkk.. kalau saya gak mudeng blas english-englishanlah pokoke.

Menjelang sore kami sampai di air panas, disitu coba foto lagi, tapi hasil masih blur.. emang dasar nih (yang make) kamera wkkk..
Wooow.. kereeen... wkkk
Terus lanjut, smpai di Kandang Batu, disitu istrhat karena hampir magrib. Teman kakak saya juga udah kelelahan, dia minta camp disitu.

Akhirnya ditemani 1 orang, mereka camp disana, sementara saya dengan personil lainnya masih lanjut ke atas. Sepertinya kami memaksakan diri deh.

Sampai sekitar 10 malam, kamipun akhirnya tepar!!!!! Untungnya udah nglewati Tanjakan Setan dan posisi saat itu di sekitar Hutan Cantigi sebelum kawah.

Diputuskan camp di sana setelah mencari lokasi untuk ngecamp yang sangat ideal. Tenda berdiri, langsung tidur...zzzz Kang Maman gelisah tapi tidurnya ngorok srak.. srok.. yakin jan.. wkkk...

Muncak

Paginya, hari Sabtu saya bangun karena perut lapar.. eh kebetulan banget ada yang jual nasi waktu itu, yap, nasi uduk... bro.. sist.. nyobain beli 1 bungkus  gak pake daging. Hmm.. enak.. juga untuk ukuran orang kelaparan. Boleh juga tuh 10 ribu per bungkusnya wkkk.. Jadi inget mbok Yem di  Lawu bro... sist..

Gak lama kemudia kang Maman dll juga bangun. Mungkin mereka mendengar saya makan grauks.. grauks.. haha. Tapi mereka gak pada beli tuh. Akhirnya masak untuk sarapan.

Selesai masak kami melanjutkan perjalanan muncak yang tertunda. Samai juga kami di tugu puncak. Entah apa itu, aku menyebutnya tugu ya wkkk...

Disana kami berfoto ria jeprat jepret cekrak cekrek.. Kukuh ngajak turun ke alun-alun Surken waktu itu. Saya yang belum pernah ke Suryakencana otomatis penasaran juga tuh.

Haha.. jadi inget kisa sebelumnya. Sebelum turun ada gelagat aneh dari kang Maman. Dia seperti sedang ada masalah. Asli ini sih sedang ada masalah. Bisa dilihat dari raut wajahnya yang serius.
Den Baguse Hari Satria - Bengis tapi kalem :)
Entah bengis mungkin? tapi bukan. Karena dari kemarin dia sepertinya terlihat gelisah dan sering ngelamun. Yang jelas gak mau senyum sedikitpun. Padahal biasanya selalu cengengesan!!!

Setelah dilakukan interogasi dan penyelidikan akhirnya doi mau cerita dikit. Barulah konangan, eh terkonang eh.. ketahuan kalau ternyata ada masalah dengan ijin keluarganya wkkk.. Tambah pucat dah tuh orang wkkk..

akhirnya kang Maman memutuskan untuk turun duluan, sendirian. Tega banget tuh orang meninggalkan kami di puncak. Srosot.. dia meluncur kembali ke bawah dengan perasaan gak karuan pastinya.

Entah gimana kisah perjalanan turun gunungnya kang Maman, tapi semoga tidak separah waktu turun dari Sindoro dimana dia mengubur kenangan masa lalu di area puncaknya wkkk.

Dari informasi yang saya dapat dari kang Jo, saat itu doi sempat terjadi "perang" dingin atau perang panas antara dua kubu yang berseteru. Alamaak.. begitu jadinya kisahmu kang Maman....

Dan saya juga baru tahu cerita berikutnya ketika turun di Cikini sempoyongan dan terjatuh lalu ditolong tukang ojek karena dikira orang mabuk wkkk.. parah... Mungkin karena efek maksain turun gunung langsung lanjut ke Jakarta tanpa menikmati keindahan pesona alam gunung Gede tuh

Lupakan kang Maman

Saya, Wahyu dan kakak saya turun ke alun-alun Surken, sementara  Wahyu memilih tidur di tenda sekaligus bertugas untuk menjaganya. Gak banyak yang kami lakukan di alun-alun surken. Sekedar foto-foto, nyoba cuci muka di mata airnya, terus naik lagi deh.
Tidur Gelisah & Ngorok Tapi Ngimpi Indah wkkk

Buat yang penasaran dan belum pernah kesana bisa googling atau acak-acak group FB deh, karena saya bingung harus ngejelasin gimana nih wkk. Pokoknya sekarang sudah banyak yang upload foto-foto keindahan Alun-alun Surya Kendana dll.

Akhirnya kami kembali naik menuju tenda. Sampai kembali disana udah agak siang. Kabarnya temen kakak saya yang nge-camp di Kandang Batu tidak melanjutkan kembali perjalanan ke puncak, sehingga kami semua memutuskan untuk segera turun siang itu juga.

Oh ya, bicara aturan main di gunung Gede tuh terbilang ketat. Yang sangat jelas yaitu dilarang membuang sampah sembarangan. Saat turun nanti akan di cek tuh sampah bawaan kita, dilarang memetik edelweis, dilarang mengotori mata air ( maksdnya BAB sembarangan, pake shampo, odol, sabun dll jg ga boleh dll.

Pokoknya sepengalaman saya naik gunung Gede itu yang paling ketat. Mulai dari perijinan dan aturan main disana. Termasuk waktu pendakian cuma dibolehkan 2 hari.

Itu sekelumit kisah pendakian gunung Gede lewat Cibodas. Trimakasih udah mau nyimak kisah saya ini. Semoga bermanfaat untuk yang sudah maupun yang akan kesana.
.

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya: Tshirt Dakwah Islam

    Mau Cari Bacaan yang cinta mengasikkan, disini tempatnya Cinta Karena Allah

    BalasHapus

Silahkan meninggalkan jejak disini bro & sist :)