Status Gunung Slamet Jadi Waspada Level II


Yes Outdoor : Setelah dua hari kemarin gunung Slamet diberitakan memuntahkan lava pijar dengan jarak 100-200 meter dari mulut kawah. Mulai 25 Maret kemarin statusnya telah dinaikkan   menjadi Waspada Level II dan radius zona steril juga ditetapkan sampai dengan 2 km dari puncak karena wilayah tersebut adalah yang paling rawan dilanda lontaran material vulkanik.

Menurut petugas pemantaun gunung Slamet bahwa dari kawah gunung kerap muncul asap hitam berlangsung pukul 00.00–08.00 WIB tadi malam.

Dari KBN Antara melansir informasi bahwa menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendrasto mengatakan bahwa kembali munculnya lava pijar di puncak Gunung Slamet merupakan hal yang wajar.

Meskipun pemerintah daerah, TNI AD, Basarnas maupun kepolisian disekitar gunung Slamet telah melakukan sosialisasi akan kemungkinan ancaman dari gunung Slamet yang bisa terjadi kapan saja,tetapi warga yang mendiami lereng Gunung Slamet nampak tak kwatir dengan aktivitas gunung vulkanik yang tengah menggeliat tersebut. Mereka tetap melanjutkan aktivitas harian seperti biasa, seperti pergi ke ladang, mengurusi tanaman pertaniannya.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendrasto juga mengatakan bahwa "Tidak semua gempa letusan membawa material lava pijar yang secara visual terlihat dari bawah. Semakin kuat daya letusnya, lava pijar akan terlihat."

Letupan lava pijar mulai terlihat sejak Jumat malam dengan durasi 10 - 20 detik. Biasanya akan nampak bersama letusan asap yang berwarna hitam pekat. Namun sejauh ini gunung tertinggi di Jawa Tengah itu lebih sering mengembuskan asap solfatara berwarna putih.

Berdasarkan data PVMBG, aktivitas vukanik Gunung Slamet masih fluktuatif. Setelah sempat terjradi gempa letusan hingga 171 kali pada Jumat dari pukul 00.00-12.00 WIB, pada durasi waktu yang sama, hari Minggu kemarin hanya tercatat sebanyak 57 kali gempa letusan. Tercatat pula 51 kali embusan. Pemantauan visual, embusan asap putih tebal masih keluar dari kawah gunung ke arah timur hingga setinggi 1 km.
Gunung Slamet sebelum dinyatakan aktiv pada Januari 2014
Koordinator Pos Pendakian Gunung Slamet di Dusun Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga Sugeng Riyadi mengatakan letupan lava pijar biasanya terlihat saat malam hari.

Warga di Bambangan tidak terlihat panik dengan kejadian tersebut karena mereka juga senelumnya telah melihat hal seperti itu pada  2009 lalu saat status Gunung Slamet Siaga.

Semua aktivitas pendakian kepuncak gunung Slamet sampai saat ini masih dinyatakan terlarang dan ditutup!

Posting Komentar

0 Komentar