Sedikit Tentang Mahameru


Terlalu banyak yang bisa di kisahkan
Amat banyak lembaran yang harus dihabiskan untuk menulisnya
Keindahannya tak cukup untuk diceritakan
............................................


Mahameru memiliki banyak kisah, cerita, fakta. Gunung ini biasa dikenal juga dengan sebutan gunung Semeru, merupakan gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan Puncaknya Jonggring Saloko, 3676 meter pdl. Gunung Mahameru memiliki kawasan hutan Dipterokarp Bukit (hutan yang berada pada ketinggian antara 350 m - 750 m ), Hutan Dipterokarp Atas( hutan pada ketinggian 750 m - 1200 m ), Hutan Montabe dan Hutan Ericaeous atau hutan gunung.

Posisi gunung Mahameru berada di wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geogfrafis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT. Untuk mendaki puncak Mahameru umumnya kita dapat mencapainya dalam waktu 4 hari ( pulang - pergi ), tentunya ketika kita ingin menikmati keindahan alamnya, seperti ranu dan suasana alam lainnya tentu saja bisa menghabiskan waktu lebih lama.

Untuk mendaki Mahameru dapat ditempuh lewat kota Malang maupun Lumajang.

  1. Dari Terminal Bis Kota Malang, naik angkutan umum ke Desa Tumpang
  2. Dari Desa Tumpang, naik Jeep atau truk sayuran yang banyak mangkal di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya Rp.20.000 an per orang untuk naik truk sayuran sampai Pos Ranu Pani. Sedangkan untuk naik Jeep kita harus pandai-pandai menawar harganya yang ratusan ribu itu, bisa Rp.250.000 + per mobil.
  3. Mampirlah ke Gubug Klakah untuk memperoleh surat ijin, dengan perincian :
  • Surat Ijin Rp.6.000 maksimal 10 orang
  • Karcis Masuk Taman Rp.2.000 per orang
  • Asuransi Rp,2000 per orang
  • Tenda Rp.20.000 per tenda
  • Kamera Rp.5.000 per kamera
Setelah administrasi di Pos Gubug Klakah ini selesai, kita bisa melanjutkan perjalanan ke Desa terakhir yaitu Ranu Pani.

Di pos Ranu Pani kita diwajibkan untuk mendaftar ulang, kita bisa mencari porter ( warga lokal yang membantu menunjukkan jalur pendakian, mengangkat barang maupun masak). Di Pos Ranu Pani terdapat dua buah danau yaitu:

  • Danau Ranu Pani ( 1 ha )
  • Danau Ranu Regulo ( 0,75 ha )
yang terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.

Saat tiba di Gerbang Selamat Datang, perhatikan terus ke kiri arah bukit, jangan mengikuti jalut yang lebar ke arah perkebunan penduduk. Sebaiknya kita tidak mengikuti jalur pintas yang biasa dipakai pendki lokal, karena jalur ini sangat curam.





Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.

Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.


Di Ranu Kumbolo dapat mendirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.





Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Selanjutnya memasuki hutan Cemara dimana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang. 



Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.  Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.


Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.


Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.






Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.

Posting Komentar

0 Komentar