Yes Outdoor :Setelah sebelumnya mendaki Gunung Bongkok pada 4 dan 5 Januari 2014, akhirnya jadi juga mendaki kembali ke Gunung Slamet. Meskipun rentang waktu 6 sampai 10 Januari merupakan salah satu fase teramat sibuk dengan urusan kerja, yang bahkan pada tgl 7 dan 8 Januari kemarin sempat harus menyelesaikan kerjaan migrasi server, sampai hari berganti pagi di gedung IDC D3 di Duren Tiga dan masih terus berlanjut sampai Jumat, 10 Januari huff...
Alhasil sempat was-was juga dengan jadwal pendakian yang telah disusun bersama bro Hari. Maklum sampai pagi itu 10 Januari masih menyelesaikan serpihan-serpihan kerjaannya :)
Perjalanan Menuju Basecam Bambangan
Syukurlah, akhirnya bisa juga saya meluncur ke Stasiun Jakarta Kota untuk mengejar kereta Gaya Baru Malah yang berangkat tepat 11.30 siang itu. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang (5 jam) akhirnya sampai juga di Purwokerto.
Untungnya disana telah ada penjemput yang mengantar saya ke terminal bus Purwokerto untuk mengejar angkutan terakhir petang itu menuju Bobotsari. Dan.. disana juga telah menunggu dengan setia :) aww.. bro Hari yang berangkat dari rumahnya di Kebumen sejak pukul 14:00 siang itu.
Setelah keteme dengan sedikit candaan dan beramah tamah dengan mas pengantar, akhirnya kami naikkan muatan kami ke mini bus terakhir. Cukup besar juga rupanya muatan kami itu :)
Ternyata, si sopir masih berbaik hati pada kami hingga kami diijinkan untuk makan bakso dulu yang kebetulan dari siang memang saya belum makan.
Perjalanan menutu Pos pendakian dimulai ketika mobil kami bergerak petang itu. Setelah sekitar satu jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di pertigaan Sirayu dengan ongkos (malam) Rp.25.000 per orang, konon biasanya Rp.20.000.
Perjalanan dilanjutkan dengan carter mobil ke basecamp Bambangan, setelah sedikit berbasa basi dan belanja seperlunya di warung dekat pertigaan, akhirnya kami sepakat membayar Rp.150.000 untuk sekali jalan dari pertigaan Sirayu menuju basecamp pendakian di desa Bambangan.
Perjalanan menelusuri jalanan kecil yang berkabut dan hujan rintik itu akhirnya berakhir di Basecamp Pendakian Gunung Slamet di desa Bambangan pada pukul 20:30 dan langsung saja kami mendaftarkan diri dengan bea administrasi Rp.5000 per orang.
Perjalanan kami hari pertama itu diakhiri dengan makan malam & bongkar muatan untuk dipacking ulang saat mau mendaki.
Alhasil sempat was-was juga dengan jadwal pendakian yang telah disusun bersama bro Hari. Maklum sampai pagi itu 10 Januari masih menyelesaikan serpihan-serpihan kerjaannya :)
Perjalanan Menuju Basecam Bambangan
Syukurlah, akhirnya bisa juga saya meluncur ke Stasiun Jakarta Kota untuk mengejar kereta Gaya Baru Malah yang berangkat tepat 11.30 siang itu. Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang (5 jam) akhirnya sampai juga di Purwokerto.
Untungnya disana telah ada penjemput yang mengantar saya ke terminal bus Purwokerto untuk mengejar angkutan terakhir petang itu menuju Bobotsari. Dan.. disana juga telah menunggu dengan setia :) aww.. bro Hari yang berangkat dari rumahnya di Kebumen sejak pukul 14:00 siang itu.
Setelah keteme dengan sedikit candaan dan beramah tamah dengan mas pengantar, akhirnya kami naikkan muatan kami ke mini bus terakhir. Cukup besar juga rupanya muatan kami itu :)
Narsis dulu sebelum Pos 1 |
Ternyata, si sopir masih berbaik hati pada kami hingga kami diijinkan untuk makan bakso dulu yang kebetulan dari siang memang saya belum makan.
Perjalanan menutu Pos pendakian dimulai ketika mobil kami bergerak petang itu. Setelah sekitar satu jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di pertigaan Sirayu dengan ongkos (malam) Rp.25.000 per orang, konon biasanya Rp.20.000.
Perjalanan dilanjutkan dengan carter mobil ke basecamp Bambangan, setelah sedikit berbasa basi dan belanja seperlunya di warung dekat pertigaan, akhirnya kami sepakat membayar Rp.150.000 untuk sekali jalan dari pertigaan Sirayu menuju basecamp pendakian di desa Bambangan.
Perjalanan menelusuri jalanan kecil yang berkabut dan hujan rintik itu akhirnya berakhir di Basecamp Pendakian Gunung Slamet di desa Bambangan pada pukul 20:30 dan langsung saja kami mendaftarkan diri dengan bea administrasi Rp.5000 per orang.
Perjalanan kami hari pertama itu diakhiri dengan makan malam & bongkar muatan untuk dipacking ulang saat mau mendaki.
11 Januari 2014
Pagi itu suasana masih terlihat sepi di basecamp yang memang tidak ada pendaki lain yang menginap disana, sampai akhirnya kedatangan tamu dua pendaki dari Jakarta dan Bekasi pagi itu, setelahnya kami memesan sarapan pagi.
Pendakian dimulai sesaat setelah kami selesai packing dan sarapan serta melihat pemandangan kearah puncak yang tampak cerah dari depan basecamp. Sekitar pukul 08:15 kami melangkahkan kaki menyusuri jalan beraspal, masuk ke perkebunan dan mengambil jalur kearah kanan setelah jembatan kecil yang merupakan rute awal pendakian.
Setelah menyusuri jalan perkebunan dan ladang penduduk, kami mulai memasuki kawasan hutan bawah dan terus mengikuti setapak yang ada. Sambil sesekali becanda dan berfoto kami lalui perjalanan tersebut hingga akhirnya sampailah di Pos 1 yang kini telah menjelma sebagai pos pendakian dengan bangunan cukup luas. Dulu disini disebut sebagai Pos Payung, karena memang ditandai dengan adanya payung dari seng dan tiang besi.
Kami cukup lama juga beristirahat disana. Satu jam lebih, hingga akhirnya kami berjumpa dengan banyak pendaki dari Bogor, Bekasi, Cilacap, Purwokerto. Setelah lewat tengah hari kami lanjutkan perjalanan.
Lutung |
Memasuki hutan dengan rute yang terus menanjak, saya menikmati pemandangan dan perjalanan disana yang memang sudah sangat lama gak menapakkan kaki disana. Rentang 17 tahun adalah waktu yang panjang untuk kembali lagi kesalah satu gunung favoritku itu. Duh.. beruntungnya ada bro Hari yang jadi partner perjalanan kali ini :)
Perjalanan terus dilanjutkan melewati Pos 2, Pos 3, Pos 4 dengan santai sambil menikmati pemandangan alam. Setelah Pos 4 menuju ke Pos 5 kabut mulai datang dan hujan mulai membasahi jalur dan tubuh kami. Ketika itu saya masih paksakan untuk mengejar Pos 5 karena feeling mengatakan letaknya sudah dekat.
Akhirnya sampai juga di area terbuka yang luas dan lagi-lagi ada bangunan pondok pendaki. Ternyata inilah Pos 5 itu, phikirku dalam hati.
Ketika melihat jam tangan, waktu itu udah menunjukkan pukul 16:05. setelah menurunkan beban dipundak dan melihat-lihat sekitar pos, akhirnya bro Hari menyusul juga dilokasi sekitar pukul 16:30.
Dulu di Pos 5 atau dikenal dengan pos mata air ini merupakan area hutan dengan banyak tumbuhan besar dan seringkali ada lutung hitam yang bergelayutan diatas pohon-pohon sana. Tapi kali ini saya tidak melihatnya, kecuali disekitar jalur menuju pos 2.
Akhirnya kami putuskan untuk bermalam disana yang mengakhiri pendakian hari pertama kami. Saat itu hujan masih turun dan hari menjelang gelap. Setelah sholat maghrib, kami masak air dan makan siang di petang hari dilanjutkan dengan tidur.
Bro Hari lebih suka mengistilahkan dengan meluruskan badan doang :) Tapi apapun itu, artinya tetap tidur, karena saat saya bangun sekitar pukul sembilan malam dan mendapati cuaca cerah, ambil beberapa foto diluar dan dalam tenda, dia tetap aja dengan posisi yang tidak berubah. Zzz... zzz.. zzz...
Akhirnya saya melanjutkan tidur dan kembali terbangun tengah malam saat mulai banyak pendaki yang sampai di pos 5 untuk melakukan bersih jalur esok harinya.
Pukul 02:00 pagi mulai banyak pendaki yang melanjutkan perjalanan mengejar matahari.. ups.. mengejar puncak dan menikmati sunrise maksudnya, tapi kami putuskan untuk makan malam diwaktu sahur.
Alhasil kami segera mengeluarkan semua alat masak kami untuk masak nasi, air, goreng tempe dan juga menumis kacang panjang. Setelah semua kelar dan kami selesai makan serta sholat subuh, akhirnya tenda-pun kami bongkar.
12 Januari 2014 : Summit Attack
Pagi itu sekitar pukul 06:30 12 Januari 2014 kami memulai perjalanan hari kedua menuju puncak Slamet. Perjalanan mulai melalui area dengan tumbuhan khas daerah tinggi dan track yang dilewati juga mulai melelahkan. Mungkin karena pengaruh ketinggian.
Pos 6 dan 7 yang lagi-lagi ada pondok untuk para pendaki beristirahat kami lalui dengan hanya sedikit berfoto untuk dokumentasi perjalanan, selanjutnya sampai di Pos 8 dan selanjutnya 9 Plawangan yang menjadi batas vegetasi sekitar jam 08:00 pagi.
Selepas Pos Plawangan adalah perjalanan diarea terbuka menuju puncak Slamet. Perjalanan tersebut cukup menguras tenaga dan nafas, karena saat itu kebetulan cuaca mulai berkabut dan disusul dengan hujan yang membuat pandangan semakin terbatas.
Setelah akhirnya melangkahkan kaki di jalur batuan lahar, kami sampai juga di puncak Slamet sekitar pukul 09:00. Cuaca masih saja berkabut yang disertai dengan rintik air hujan.
Bersambung
0 Komentar
Silahkan meninggalkan jejak disini bro & sist :)