Pendakian Gunung Slamet 2014 - 2

Yes Outdoor : Selepas dari Pos 5 pagi itu, kami menyusuri jalanan menuju puncak. Diantara rimbunnya semak dan lorong yang tercipta oleh aliran air hujan dan merupakan setapak untuk menuju puncak.

Perjalanan sampai ke Pos 9 Plawangan adalah perjalanan yang cukup menguras tenaga dan menyiksa pernafasan kita, tetapi hal itu tidak membuat kami untuk menyerah dan menghentikan laju kami.

Jalur dibawah Plawangan
Semangat semakin membubung tinggi ketika kami menginjakkan kaki di Pos 9 tersebut. Menatap puncak yang terlihat anggun dan perkasa dengan latar belakang awan. Entah apa yang ada dipikiranku, yang kami pikirkan saat itu.

Sesaat setelah mengambil beberapa foto, kami lanjutkan perjalanan menyusuri jalur ke puncak. Berjalan dijalur yang lumayan sulit diantara batuan gunung dan serpihan lahar yang sesekali longsong saat sepatu kami menginjaknya.

Langkah menuju puncak
Akhirnya dengan diiringi datangnya kabut yang membuat pandangan kami terbatas, sampailah dipuncak tertinggi Jawa Tengah itu. Entah untuk yang keberapa kalinya bagi saya, saya sendiri lupa.. tapi.. ah.. sudahlah :) yang jelas itu merupakan perjalanan ketiga bagi bro Hari dan muncak di Slamet yang kedua setelah beberapa tahun sebelumnya mendaki juga kegunung ini.

Hanya rasa takjub dan syukur yang ada dibenakku ketika menginjakkan kaki dipuncak itu sekitar jam 9 pagi.
Thanks bro Hari, telah jadi partner pendakian yang hebat dan membawaku kembali berdiri dipuncak ini setelah terakhir 17 tahun lalu saya berdiri disana.

Suasana puncak berkabut & badai

Gak banyak aktivitas yang kami lakukan disana, sekedar selebrasi kecil dengan sekaleng susu dan buah segar, ambil beberapa foto untuk kenangan kami dipuncak. Ceprat.. cepret.. ceprat.. cepret.. Bedanya, kali ini  gak ada kalimat "woy.. udah berapa tuh? tinggal berapa film lagi.. hahahaha.."

Ekstrim, itulah cuaca saat itu. Angin dan kabut disertai rintik air hujan terus menerpa kami dan seluruh pendaki yang berada disana.

Sekitar saju jam diarea puncak, akhirnya kami putuskan untuk segera turun  gunung, target pertama kami adalah Pos 5 dimana bro Hari menyimpan logistik dan peralatan disana.

Perjalanan ke Pos 5 bisa dibilang cukup cepat meskipun hujan yang mengguyur jalur semakin deras. Sempat istirahat sebentar di pondok pendaki Pos 7,  kamipun kembali melanjutkan perjalanan dan sampai juga di Pos 5. Saat itu telah banyak rombongan pendaki di area tersebut yang memang lebih dulu summit  attack sejak pukul 2 dinihari.

Gak ada aktivitas kami selain repacking dan bikin secangkir teh hangat. Kebayang betapa nikmatnya ketika cairan merah, manis dan hangat itu melalui tenggorokan kami.. cleguk..
Puncak Gunung Slamet

Lama juga kami di Pos 5, bahkan ketika rombongan yang ikut bersih gunung dan juga kelompok dari Bogor turun gunung sekitar jam 12:30 waktu itu. Saya kepikiran 2 orang pendaki yang sempet naik bareng kami belum turun juga.

Pikiranku mulai terusik ketika kami tanyakan kepada orang terakhir yang juga sempat berpapasan dengan kami diarea menuju puncak yang mengatakan tidak melihat dua orang tersebut. Hal itu menumbuhkan niat untuk menunggu dan juga mencari mereka, karena ada feeling mereka telah salah jalur.

Badai saat turun gunung
Ternyata benar, kedua pendaki tersebut memilih jalur yang salah karena faktor kabut tebal yang membatasi pandangan dan orientasi jalur,  kearah selatan dari jalur Plawangan Pos 9. Bahkan menurut mereka, sempet terperosok cukup tinggi dan mulai mendengar suara gamelan.

Kabut dibawah Pos 9
Meskipun akhirnya mereka berhasil menemukan jalan yang benar setelah beberapa jam berjalan dan berjumpa dengan rautmuka kelelahan. Tapi.. ah.. sudahlah. Itu akan jadi kisah dan pelajaran menarik buat mereka :) Yang penting kedua pendaki tersebut selamat.

Sekitar pukul 15:00 sore kami kembali melanjutkan turun gunung, dengan target jelas, sampai Basecamp Pendakian Bambangan. Berpapasan dengan banyak pendaki yang melakukan pendakian dengan sesekali bertukar informasi.
Awalnya itu adalah perjalanan dengan cuaca yang cukup bersahabat, hingga perjalanan memasuki jam kedua hujan mulai turun dan membasahi kami.

Hujan
Hujan ternyata semakin deras hingga jalur yang kami lalui-pun menjadi semakin berair dan licin. Perjalanan menjadi semakin sulit ketika saya harus menahan sakit yang kembali muncul dari cedera lama yang dikombinasikan dengan pengaruh tempe racun dari bro Hari :) hahaha... not really poisoning but memang membuat perut gak nyaman.

Selanjutnya kami terus berjalan tanpa berhenti lama sehingga  kami-pun berhasil gabung dengan mereka yang terlebih dulu turun. Dan berkumpul dengan rombongan besarnya dari beberapa kelompok saat di Pondok Pendaki Pos 1.

Jalur pendakian berair
Sedikit membasahi kerongkongan dengan air segar yang benar-benar terasa menyegarkan, kamipun melanjutkan sisa perjalanan ke basecamp. Menyusuri jalan setapak di hutan bawah dan perkebunan. Saat itu hari mulai gelap dan jalan semakin temaram, tetapi alhamdulillah kejadian itu tidak berlaku lama karena memang kami telah sampai diujung jalur pendakian.

Akhirnya kami menjejakkan kaki dijembatan kecil ujung jalan aspal. Alhamdulillah.. lega rasanya kembali lagi kehabitat :). Sesaat kemudian sampai juga kami di basecamp.

Sekali lagi saya ucapkan untuk bro Hari telah jadi parter yang hebat. Akhirnya kami selesaikan pendakian gunung Slamet. Sisa perjalanan itu kami lewati dengan membersihkan badan, istirahat malam di basecamp, sarapan pagi dan siangnya kami lanjutkan perjalanan ke Wonosobo.
Penampakan Bro Hari :)
Target kami adalah dataran tinggi Dieng untuk melanjutkan pendakian ke gunung Prau. Tapi apa daya karena keterbatasan waktu dan juga cuaca yang buruk, kami memutuskan untuk menunda pendakian ke gunung Prau :(, lagipula bro Hari juga dikejar waktu untuk mempersiapkan perjalanan ke Borneo dimana dia meniti karir di pertambangan.

Kami berpisah di perempatan Kretek ketika  dia melanjutkan perjalanan pulang dengan ojek.

Thanks bro.. you're great partner. Wish we'll joint again next trip.

Pendakian Gunung Slamet 2014

Posting Komentar

0 Komentar