Yes Outdoor : Seminggu sebelum hari H mungkin bisa dibilang keputusan
nekad mengingat posisi saay masih di Bandung, saya mengajak beberapa teman dan adik di Gaspala
untuk naik Merbabu menggunakan metode tebar racun ke beberapa teman. Hasilnya
mereka meng iyakan alias setuju untuk ikut mendaki pada 24 – 25 Desember
kemarin.
.
Saya yang waktu itu masih di Bandung berusaha mengatur persiapan pendakian, dengan mengirim list alat, perbekalan, itenary
dll ke teman-teman.
Sampai pada waktunya, 24 Desember pagi hari saya tiba di Kebumen setelah menempuh 8
jam perjalanan darat dari Bandung. Oh ya di Bandung selama lebih dari 2 minggu
saya mengikuti pelatihan aktivitas outdoor tuh
Sesampainya di rumah, saya langsung mulai packing dan repair
beberapa alat (ngesol sepatu), mandi, dan sampai melewatkan sarapan karena
waktu untk berkumpul pkl 8.00
Segera meluncur ke smanda, mampir dulu di toko santoso beli
lanting pedes, kering kentang, dan belanja beberapa logistik.
Sampai Smanda ternyata sudah berkumpul Imam Kuncoro dan Septi
Gsp XIX, Giga Sunyi Llaras masih berstatus pelajar (Gsp XXV). Ber 6 kami berangkat dari Smanda menuju
basecamp Merbabu dengan naik motor.
Oiya, Imamk juga mengajak teman kuliahnya, si Ahmad dan
adiknya. Jadi kami mampir di rumah si Ahmad di desa Balingasal Prembun. Trims untuk
jamuan sarapan paginya Maddd!
Pukul 10.00 kami melanjutkan perjalanan ke Magelang melewati jalan pintas Prembun – Pituruh - Purworejo.
Kurang lebih 2 jam
perjalanan, sampailah kami di Magelang. Setelah isi bnsin di spbu dekat terminal
Tidar, kami memutuskan sholat dhuhur di basecamp.
Next kami lanjutkan perjalanan melalui jalanan yang mulai
naik dengan suhu udara mulai dingin juga. Tampak Merbabu terlihat di kanan
jalan dan Andong di kiri menciptakan sebuah pesona keindahan pemandangan alam
yang tak terbantahkan.
Akhirnya sampailah juga kami di Gapura Wekas. Jalur berganti
dari aspal ke semen pelur. Dan sekitar jam 13 00 kami sampai di basecamp dengan selamat sentosa.
Ooiya, di portal sebelum rumah pak Yoso (beskem), kami harus
registrasi/ mendaftar. Rupanya tarif naik merbabu 5rb per orang dan parkir
motor 5rb.
Setelah ishoma di beskem, kami bersiap untuk naik. Disini kami
ketambahan 1 persunil yaitu Agil, Gsp 20 yang kuliah di Semarang, tapi lagi ada
tugas di Kopeng, dan terjerat jarring beracun untuk ikut mendaki Merbabu wkkk... Jadi tim kami
total 10 orang nih..
Pendakian
Pukul 15.00 kami mulai berjalan dengan target sebelum magrib sampai di Pos 2. Sempat berpapasan dengan pendaki yang turun, ada juga beberapa yang akan naik. Say hello, permisi, numpang lewat dan sekedar bertanya darimana, minta pin bb, boleh aku
jadi pacarmu dll (bohong) wkkk..
Baru setengah jam perjalanan, adik-adik mulai merengek kapan
sampai dll. Ups.. jadi inget deh dengan tulisan kang Jo disini dengan titleyang mirip7. Saya dan Imam hanya bisa
berkata sebentar lagi.. Si Giga juga ternyata tampak loyo dan berkata keberatan
dengan isi ranselnya. Akhirnya saya ajak
dia tukeran, karena saya bawa daypack yang sudah berumur 10 tahun tapi masih
handal wkkk.
Sekitar 2,5 jam perjalanan kami sampai di pos 2. Nampak
disana terlihat banyak tenda pendaki, karena
memang musim liburan.
Segera bagi tugas, saya dan Imam mendirikan tenda dibantu Amad,
Agil, sementara lainnya mencari kayu
bakar, bongkar kompor dll. Sebelum gelap
tenda sudah berdiri, dan kami bersiap utk sholat magrib serta masak. Tidak masak besar, cuma rebus air, buka maknan
ringan.
Jam 10 malam semua sudah pada posisi masing-masing untuk
istrhat, setelah sebelumnya bermain pokeran.
Malam itu cuaca cerah, angin juga bertiup pelan, tapi rasa
dinginnya luar biasa. Saya yang tidak kebagian di dalam tenda cuma bisa
menggigil kedinginan bersama agil dan Imam yang merelakan tendanya dipake oleh
yang lain. Karena kita ber 10 tapi cm 2 tenda, jadinya disetting berhadapan dan
ditambah flysheet.
Pukul 3 pagi saya sempat bangun, tapi karena masih trlalu
pagi, tidur lagi deh...
Pukul 5 kami semua bangun, sholat shubuh, siap2 masak menu
sarapan pagi. Ada juga beberapa yang berfoto ria di sebelah barat camping
ground.
Oiya, lokasi kami bermalam di dekat sumber air, dan juga ada pipa air tap sudah dilubangi utk
kebutuhan pendaki. Jadi gak repot untuk ambil air dll.
Pukul 7.30 masakan sudah
siap, dan kami semua memutuskan makan di dalam tenda. Menu pagi itu adalah
nasi, pecel, tempe goreng ( no poison). Beres sarapan, tinggal memutuskan akan
lanjut naik atau tidak, karena kalo
dilihat dari raut wajah adik-adik, mereka tampak malas dan nglokro wkwkwkwk… Saya
sih oke aja, mau lanjut saya temani, ga lnjut juga ga masalah.
Akhirnya diputuskan lanjut sampai pos 3 / pertemuan jalur
Wekas dan Kopeng. Mengingat waktu yang sudah kesiangan, juga bekal yang tidak
disiapkan utk summit. Semua barang yang tidak dibawa kami masukkan ke tenda dan
dikunci rapat ( utk beberapa gunung, disarankan jangan meninggalkan tenda tanpa
penghuni karen ada kejadian kemalingan).
Untuk Merbabu saya masih merasa aman, tapi barang berharga
tetap dibawa. Jadi kami membawa 1 daypak untuk bekal naik berisi air, snack,
mantol, P3K. Normalnya perjalanan dr Pos
2 ke Pos 3 satu jam lebih sdkit.
Pukul 9 kami mulai meninggalkan Pos 2, dengan medan mulai menanjak dan beberapa area
terdiri dari batuan besar. Edelweis yg
mulai terlihat di atas pos2 belum berbunga.
Sampai di pos 3 sktr pkl 10.20, terlihat ramai pendaki dari
arah Kopeng dan juga yang turun dari puncak. Disini kami semua berfoto ria dan
menikmati snack yang kami bawa. Tapi ingat, sampah tetap dibawa turun!
Cukup lama, sekitar 1 jam kami di Pos 3, karena emang
targetnya sampai sini. Beberapa ada yang naik sedkit sampai pos helipad ( Imam,
Amad, Septi, Sunyi, Safrin, Agil). Setelah cukup puas, pkl 11 kami putuskan
turun atau kembali ke camp ground.
Perjalanan turun lebih singkat, hanya 30 menit. Bongkar
tenda, packing. Ngemil sisa makanan, juga foto bersama dulu sebelum turun.
Pukul 13.00 kami
turun meninggalkan Pos 2 menuju beskem mengingat
sorenya kami harus langsung kembali ke Kebumen. Sampai beskem sekitar pukul 14.40, langsung
bersih-bersih, pesan makan siang, juga memindah foto ( Agil membawa laptop).
Pukul 16.00 kami berpamitan kepada pak Yoso dan ibu. Eh pak
Yoso apa pak Toso yah? Oh iya pak Yoso, kalau pak Toso itu tukang es dawet wkk…
Setelah pamitan kami segera memacu si kuda besi
untuk kembali ke kebumen. Perjalan pulang diwarnai hujan yang tidak menentu. Kadang hujan kadang terang,
hujan lagi terang lagi.
Kami juga memilih jalur yang sama seperti kemarin saat
berangkat, mengingat saya ada titipan dari kang Jo untuk ambil barang di rumah
Kang Toto (Gsp 9) yang ternyata barang tersebut sudah diantar oleh kang Toto sendiri,
slendem sekali, rencana mau ngemie ayam, medan & ngopi di rumah kang Toto
jadi gagal total wkkkk...
Pukul 19.00 kami sampai di Kebumen dan berpisah untuk kembali ke rumah masing-masing.
0 Komentar
Silahkan meninggalkan jejak disini bro & sist :)