Pendakian Gunung Slamet Ditutup Karena Faktor Cuaca Ekstrim

Yes Outdoor :Pendakian ke puncak gunung Slamet, sejak tanggal 8/1-16 ditutup untuk seluruh jalur pendakian, dari Bambangan, Guci ataupun jalur Baturaden.

Hal tersebut dikarenakan adanya faktor cuaca ektrim yang bisa membahayakan keselamatan semua pendaki yang memaksa untuk mendaki ke puncak tertinggi di Jawa Tengah tersebut.

Pemkab Purbalingga melalui Dinas Pemuda Pariwisata, Olahraga dan Kebudayaan sudah menginformasikan keputusan tersebut pada pegawai yang bertugas di pos pendakian Dusun Bambangan.Setiap ada yang hendak mendaki, diminta untuk ditunda dulu pendakiannya sambil memantau keberadaan para pendaki yang sedang melakukan pendakian beberapa hari kemarin.

Pengalaman saya sendiri yang pernah akrab dengan gunung Slamet sejak tahun 90-an silam, keadaan ini kerap kali terjadi pada Januari - Februari. Pernah mengalaminya, saat angin berhembus sangat kendang, meskipun kita ada di dalam hutan yang saat itu masih sangat lebat.

Gunung Slamet ditutup untuk pendakian


Banyak pohon besar tumbang ataupun patah rantingnya, yang tentu saja membahayakan siapa saja yang berada di lokasi tersebut.

Sempat pula ada pendaki yang mengalami kecelakaan di sekitar Plawangan karena tertimpa batu.

Pada waktu yang lain di akhir Januari  juga pernah semalaman ( dari jam 8 - 4 pagi gak bisa tidur karena badai yang menerjang tenda kami sangat kencang, hingga mengguncangkan tenta seperi mau roboh dan ketika terbangun di tali tenda serta ranting dan daun pohon nampak air memberku.

Sekali lagi, sebaiknya ikuti aturan yang ada untuk tidak mendaki ke Slamet, karena ketika hujan turun, apalagi disertai badai, jalur pendakian yang kebanyakan juga jalur aliran air akan jadi sangat berbahaya untuk dilalui, terlebih daya tahan tubuh juga harus extra untuk menghadapi situasi seperti itu.

Keputusan penutupan pendakian ini akan kembali dievaluasi sampai kondisi cuaca di area gunung Slamet kembali normal danbersahabat untuk aktivitas pendakian.

Waspada juga yang mau ke Prau atau daerah dataran tinggi Dieng, mungkin bisa juga muncul cuaca ekstrim disana termasuk kemungkinan turunnya bun upas yang bisa merusak tanaman petani, seperti yang juga turun di Semeru.

Posting Komentar

0 Komentar