Pelepasan 4 Ekor Lutung Ke Hutan Lindung Kondang Merak, Malang

Yes Outdoor : Lutung adalah salah satu binatang langka yang dilindungi kelestariannya. Sudah jarang sekali kita bisa menemukan atau berjumpa dengan binatang ini ketika mendaki gunung.

Salah satu yang tersisa di Jawa adalah di hutan gunung Slamet. Meskipun jumlahnya telah jauh berkurang dibanding saat dulu saya masih sekolah atau kuliah. Bisa dilihat dengan kasat mata, populasinya sudah jauh berkurang jika membandingkannya dengan pendakian gunung Slamet kemarin.

Oleh karenanya kita harus punya kesadaran untuk bisa menjaga keberadaan serta habitatnya dialam.

Ada benang merah dengan kelestarian lutung, rencananya Javan Langur Center (JLC) akan melepas 4 pasang lutung Jawa (Trachypithecus Auratus) dalam dua kelompok pada April mendatang.

Lutung-lutung itu telah menjalani pemeriksaan kesehatan. "Lutung ini akan dilepas di hutan lindung pesisir daerah Kondang Merak," kata Project Manager JLC Iwan Kurniawan, Selasa 24 Maret 2015.

Lutung yang akan dilepas telah melalui pengecekan kesehatan. Petugas telah memeriksa veses atau kotoran lutung dari bakteri dan contoh darah untuk diperiksa di laboratorium.

Lutung yang berhasil diabadikan saat pendakian gunung Slamet
Tujuannya untuk memastikan lutung sehat dan bebas penyakit saat akan dilepasliarkan. Jika lutung sakit, kata Iwan, dikhawatirkan akan menular dan menyebar ke satwa lain di alam.

Setelah diketahui lutung dalam kondisi sehat, kata Iwan, JLC akan mengajukan izin pelepasannya ke Badan Konservasi Sumber Daya Alam. JLC juga telah menyiapkan habitat yang tepat untuk pelepasan.

Kawasan hutan lindung Kondang Merak Desa Sumberbening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang dinilai layak sebagai tempat pelepasliaran lutung Jawa, karena sebelumnya merupakan habitat lutung tersebut.

"Pesisir Kondang Merak hutannya bagus, cocok untuk habitat lutung," katanya. Kawasan hutan lindung tersebut, katanya, merupakan habitat lutung Jawa, tapi populasinya berangsur menyusut sejak maraknya perburuan satwa liar. Perburuan dilakukan menggunakan senjata api untuk diambil daging maupun anakan untuk dipelihara.

Untuk mencegah perburuan serupa, JLC mengajak sejumlah aktivis lingkungan dan warga setempat untuk melindungi kawasan tersebut, termasuk mengajak Perum Perhutani sebagai pengelola hutan lindung untuk melakukan patroli bersama. Tujuannya untuk menghentikan perburuan satwa di kawasan hutan itu.

Sejumlah kawasan, katanya, telah dipasang papan larangan berburu. Selain itu, masyarakat setempat telah menjalani pendidikan lingkungan untuk mencegah perburuan dan melindungi kawasannya dari perburuan. Apalagi kawasan hutan lindung juga kaya dengan pepohonan yang menjadi pakan lutung Jawa.

Perburuan, katanya, juga terjadi karena akses jalan di kawasan tersebut semakin terbuka sejak dibuka Jalur Lintas Selatan (JLS). Untuk itu tim dari JLC akan melakukan program pengawasan setelah pelepasliaran. Pada tahap awal tim melakukan survei lokasi mulai Februari untuk menentukan lokasi pelepasliaran dan teknis pengawasan. "Kami punya data lokasi, tapi dibutuhkan data terbaru," katanya.

Kawasan pesisir selatan Kabupaten Malang, katanya, merupakan hutan lindung yang cukup terjaga. Hutan di kawasan tersebut menjadi sabuk pesisir hutan selatan Kabupaten Malang. Selama ini JLC telah lima kali melepasliarkan lutung Jawa dengan total 73 ekor lutung. Mereka tersebar di sejumlah lokasi, seperti Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Hyang, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan Taman Hutan Raya R Soerjo.

Dari hasil pemantauan diketahui bahwa lutung yang dilepas ke alam bertahan dan berkembang biak dengan baik. Namun, populasi lutung di kawasan tersebut terlalu padat, sehingga dibutuhkan tempat lain yang memiliki habitat yang bagus. Salah satu pilihannya adalah hutan lindung Kondang Merak.

thanks tempo

Posting Komentar

0 Komentar