Hutan Daerah Tangkapan Air di Kebumen Gundul

Lama sekali tidak melihatnya, sejak jaman SMA dulu kali, ketika aku membaca sebuah media bahwa Hutan Daerah Tangkapan Air di Kebumen Gundul. Sekejap terhenyak, bener tidak berita itu? Ah, tapi aku percaya itu benar, walau sedih banget membacanya. Meski itu udah lewat beberapa tahun ke belakang, saya harap kondisi sekarang lebih baik dari pada waktu berita itu ditulis.
Sebagian hutan / bukit yang gundul itu jo...

Ini berita lengkapnya yg diambil dari Suara Merdeka tanggal  11/07/2008 18:42 wib - Daerah Aktual

" Hutan di daerah tangkapan air tepatnya di wilayah perbukitan Desa Giritirto Kecamatan Karanggayam, Kebumen kodisinya cukup memprihatinkan. Perbukitan yang membatasi wilayah Kebumen dengan Kabupaten Banjarnegara tersebut gundul. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan, daerah tangkapan air menjadi kehilangan fungsi.



Dari pengamatan Suara Merdeka, sebagian wilayah hutan banyak yang tidak berpohon. Kalau pun ada, hanya pohon pinus yang belum terlalu lama ditanam. Sejauh mata memandang, yang ditemui bukannya warna hijau pegunungan melainkan warna merah. Hijau daun tergantikan merah tanah yang tampak jelas terlihat dari sepanjang jalan tembus Kebumen-Banjarnegara.

Masyarakat setempat merasa khawatir dengan kondisi itu. Sebab, dampak terbesar dari jarangnya pepohonan di pegunungan adalah semakin cepatnya sumber air mengering. Akibatnya setiap tahun mereka mempunyai tradisi baru yakni krisis air bersih. Belum lagi pada musim hujan mereka dihantui ancaman bencana banjir dan tanah longsor.

"Sudah dua bulan ini, kami kesulitan air bersih. Untuk mencarinya harus masuk hutan sekitar dua kilometer," ujar Suparyo (40) warga Dusun Kalipranji Desa Giritirto di rumahnya, Jumat (11/7).

Kepala Desa Giritirto Teguh Prasetyo mengakui, saat ini sebagian dusun di desanya sudah mengalami krisis air. Namun kondisi terparah berada di dua dusun yakni Kalipranji dan Cempaka dengan jumlah 80 keluarga. Krisis air dikarenakan banyak mata air sudah tidak lagi mengeluarkan air.

"Kondisi ini cukup memprihatinkan. Dari tujuh mata air, saat ini  hanya tinggal dua yang masih mengeluarkan air. Itu pun debitnya menurun drastis," ujar Teguh Prasetyo didampingi Sekdes Muhlan saat ditemui di kediamannya.

Menurut dia, kekhawatiran itu bukan hanya semata-mata karena dampak di desanya saja, melainkan lebih luas lagi. Perlu diingat, katanya, Desa Giritirto merupakan daerah hulu yang berfungsi sebagai tangkapan air. Jika keseimbangan alam sudah rusak bukan tidak mungkin dampak besar akan dialami daerah hilir. "Kalau daerah hulu sudah rusak bagaimana nasip yang di hilir," ujarnya.

Keprihatinan juga disampaikan Wakil Direktur Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup LSM Persepsi Suryanto. Menurutnya, perlu dilakukan konservasi tanah dan air secara terpadu untuk mengatasi dampak yang lebih parah. Artinya, konservasi tersebut dilakukan oleh berbagai sektor terkait sehingga hasil yang didapatkan bisa menyeluruh.

"Konservasi tanah dan air tanpa didukung dengan pemberdayaan perekonomian masyarakat tentu sulit dicapai hasil maksimal," katanya.

Salah satu yang dilakukan LSM Persepsi bekerjasama dengan Bapedal Jateng dengan memilih Desa Giritirto dan Wonotirto Kecamatan Karanggayam sebagai lokasi kemitraan konservasi tanah di desa (KTD) dan kelompok konservasi tanah dan air (KKTA) dalam rangka pelaksanaan Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA).

"Yang dilakukan melalui program ini adalah dengan melakukan konservasi dan melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat," katanya.

Untuk konservasi difokuskan pada lokasi yang terkena erosi. Sebab kelangkaan air bersih diawali dari buruknya daerah tangkapan air dan resapan.   

Pihaknya berharap Pemkab Kebumen melakukan konsolidasi tim GNKPA kabupaten dan bisa mengalokasikan anggaran untuk program tersebut. Selain itu, bisa memfasilitasi kelompok masyarat dengan dunia usaha. Kegiatan konservasi yang akan dilakukan selama lima tahun itu merupakan  program masyarakat yang bisa difasilitasi lembaga lain seperti perguruan tinggi, LSM, pemerintah maupu dunia usaha.

"Harapannya bisa mengembalikan Karanggayam sebagai daerah penyangga air di wilayah Kebumen," katanya. "


Posting Komentar

0 Komentar