George Herbert Leight Mallory & Norman Edwin




George Herbert Leight Mallory

Lahir 18 Juni 1886 di Mobberley, Cheshire, England, adalah seorang pendaki Inggris yang pertama kali melakukan pendakian ke Mount Everest pada awal 1920-an. Pada ekspedisi pendakian Mt Everest Juni 1924 Ia menghilang di Everest bersama rekannya Andrew Irvine di North Face yang meninggalkan satu misteri pendakian ke Everest. Berhasilkah mereka mencapai puncak Mt Everest itu?


Keduanya terlihat beberapa ratus meter sebelum puncak itu pada 1999 setelah 75 tahun berlalu dari tragedi itu. Mallory menjawab pertanyaan tentang pendakiannya ke Mt Everest. "Why do you want to climb Mt. Everest?" yang dijawabnya dengan "Because it's there" yang masih jadi 3 kata yang begitu terkenal didunia mountaineering.


March 18, 1923, Sunday, New York Times

WHY did you want to climb Mount Everest?" This question was asked of George Leigh Mallory, who was with both expeditions toward the summit of the world's highest mountain, in 1921 and 1922, and who is now in New York.


HAZARDS OF THE ALPS
August 29, 1923, Wednesday, New York Times

Page 16, 757 words

When GEORGE LEIGH MALLORY, the most famous of British mountain climbers, was asked why he wanted to reach the summit of Mount Everest, his reply was: "Because it is there." That is not precisely the reason why so many tourists are risking their lives in the Swiss Alps this season and in some cases losing them.


Norman Edwin



Ia diketemukan tewas tertelungkup di bawah timbunan salju,  tangannya menggenggam erat kapak es dan seakan sedang menancapkan kapak es itu guna menahan tubuhnyayang ditutupi salju di ketinggian 6.700 meter, hanya sekitar 200 meter dari puncak Aconcagua!

Berita dari media tentang tewasnya seorang petualang Indonesia, Norman Edwin si Beruang Burung. Berita yang membawa awan kelabu bagi kalangan pencinta alam Indonesia. Ia pergi didampingi sobatnya Didiek Samsu -si Samson.

Norman Edwin, Anak lelaki berdarah Palembang - Cirebon yang menyukai petualangan. Saat SMA ia aktif mendaki dan semakin menjadi ketika bergabung dengan Mapala UI. Ia menguasai banyak tentang kegiatan outdoor itu. mendaki gunung (hiking), panjat tebing (rock climbing), telusur goa (caving), berlayar (sailing), arung jeram (rafting), menyelam (diving) atau terjun payung.  Norman Edwin, si Beruang Gunung, petualang sejati yang  paling handal dan diandalkan juga paling kharismatis. Ia juga bukan petualang karbitan yang heboh waktu berhasil mendaki sebuah gunung setelah itu hilang lenyap, tak ada lagi berita aktivitas kelanjutannya. Karena Norman itu orang yang konsisten dan disiplin. Ia juga sosok yang humoris, sekaligus `guru' yang rendah hati dan jadi idola sekian banyak pecinta alam. Tak jarang ia diundang oleh perkumpulan-perkumpulan pecinta alam untuk menjadi instruktur mereka, membagi cerita dan pengalaman petualangannya. Atau kiprah nyata dia dalam memimpin proses evakuasi, operasi SAR korban hilang di gunung. Ia menjadi orang pertama yang mempopulerkan arung jeram serta telusur goa di Indonesia. Ia juga menjadi satu-satunya orang Indonesia yang memiliki sertifikat lisensi teknik penyelamatan goa dari Amerika Serikat. Ia petualang Indonesia (pada masa itu) yang sudah merambahi benua Amerika, Afrika, Asia, Eropa, Australia, hingga daerah Alaska. 

Empat puncak berhasil didaki secara spartan, yakni puncak Carstensz Pyramide, McKinley, Elbrus, Kilimanjaro hingga ekspedisi puncak benua yang ke 5, yakni gunung Aconcagua. Hingga berita buruk itu pun, tersiar bahwa tim ekspedisi Mapala UI mengalami musibah di gunung yang berada di Amerika Selatan, perbatasan Chile–Argentina tepatnya. Tim Norman memang banyak mengalami kendala di lapangan, hingga tersiar kabar yang lebih menyakitkan lagi. Bahwa Didiek Samsu—salah seorang teman seperjalanannya—ditemukan dalam keadaan tewas dan Norman dinyatakan hilang tak tahu arahnya, hingga akhirnya diketemukan oleh pendaki Austria dalam keadaan tewas, hanya 200 meter dari puncak Aconcagua!.......

Posting Komentar

0 Komentar