Pergantian Tahun

Pergantian tahun selalu memiliki makna yang berbeda bagi setiap individu. Pun dengan pergantian tahun pada 1 Muharam ini. Berbagai aktivitas individu maupun kelompok marak diselenggarakan. Mencari makna dari pergantian tahun ini, merenungkan apa yang telah kita lalui setahun kemarin. Berharap mendapatkan sesuatu yang lebih baik di tahun yang baru nanti

Pergantian tahun ini, mengingatkan saya bertahun lalu, bersama sohib lama, semasa masih sekolah, kami biasanya mengadakan acara ala anak-anak gunung. Apalagi kalau ga naik. Tujuan utamanya biasanya gunung lawu, pernah juga ke Sindoro dan Sumbing. Tapi lawu lah yang paling ramai.

Suasana hutan dan gunung yang biasanya kengang, mendadak bagaikan ada pertunjukan wayang atau musik, banyak orang berdatangan, sendiri maupun berkelompok. Kebanyakan diantara mereka para pendaki tradisional dari daerah sekitar kaki gunung. Banyak juga dari kalangan pelajar maupun mahasiswa yang ikut dalam perjalanan semalam itu.

Disana akan kita temui banyak hal yang tidak biasa kita temui pada hari-hari biasa. Suasananya khas banget. Meski untuk aku itu bukanlah pendakian yang ideal, sesuai dengan apa yang saya bayangkan, santai, rileks, hening, bisa menikmati indahnya pemandangan. Pada hari itu nilainya jauh berkurang. Tapi daripada tidak, aku tetap aja ikut. Naik euy...

Malam ini pun, setelah sekian lama berlalu, aku tiba-tiba terkenang perjalanan yang telah lama berlalu. Entah dimana bekasnya, entah bagaimana munculnya. Beberapa hari kemaren, ada juga sih kawan yang ngajak untuk muncak. Sebenarnya pengin, mau, tapi karena ada rencana lain yang saya pandang lebih besar, maka dengan berat hati aku katakan, maaf sobat, untuk kali ini aku ga bisa. Bukannya ga mau, tapi aku udah ada rencana lain.

Ya rencananya 23 Desember nanti kita mau jalan ke Mahameru. Puncak tertinggi pulau Jawa. Puncak abadi para dewa. Tempat yang menyimpan banyak cerita dan sekaligus misteri. Gunung yang banyak menjadi bahan cerita di kalangan pendaki dan pecinta alam. Moga saja perjalanan ke Semeru nanti tidak menemui kendala yang berarti dan dapat berjalan dengan sukses.

Seolah kaki ini ingin sekali berlari menuju puncaknya, Jonggring Seloka. Menapakkan Jejak disana. Meski satu kawan telah menyatakan mundur, kami berdua tetap pada rencana besar kami. Semeru.

Posting Komentar

0 Komentar